Kolom (Media Sosial, Ajang untuk Pamer)

Follow my instagram @ariskurnianda


Media Sosial, Ajang Untuk Pamer
“ Siang malam ku selalu menatap layar terpaku              
Untuk online online online online                               
Jari dan keyboard beradu pasang earphone dengar lagu           
Aku online online online online                               
( Online, Saykoji )                                                        

Tidak dapat dipungkiri maraknya media sosial telah merambat keseluruh lapisan masyarakat. Media sosial ataupun jejaring sosial sejatinya dimanfaatkan untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain di zaman modern ini. Dengan kemajuan teknologi dan kesibukkan masyarakat perkotaan, media sosial dapat digunakan untuk berbagi informasi dan saling menyapa tanpa berinteraksi fisik. Namun kini jejaring sosial sering kita gunakan untuk hal-hal yang lebih cenderung bersifat situasional dan pamer. Jejaring sosial berpotensi sebagai ajang kesombongan bagi para penggunanya.
            Saat ini pengguna jejaring sosial terlalu berlebihan. Hal ini didasari oleh tingginya intensitas penggunaan akun jejaring sosial dalam bentuk status, posting foto dan lainnya. Jika diperhatikan, hampir seluruh pengguna jejaring sosial baik itu facebook, twitter, instagram, maupun path sangat ketergantungan dan sulit untuk lepas dari jejaring sosial. Mungkin kita memiliki teman yang hampir setiap jam berganti status facebook. Bahkan saat bangun tidur pun, terkadang mereka berbagi foto dan berkata “ baru bangun tidur nih “. Atau mengakses facebook dimanapun dia berada, baik di kelas, kantor, tempat bermain, mall, kendaraan, bahkan di toilet. Kebanyakan dari kita tidak tahan jika sehari saja tidak mengakses facebook.
            Banyak pengguna facebook melakukan pergantian status dengan sebuah hal yang mengandung pencitraan. Contohnya saja pada sebuah posting yang berkata, “ Mau sholat jumat dulu, cowok gantengnya ke masjid dulu! “. Posting seperti itulah yang disebut sebagai ajang pencitraan dan hal itu belum tentu benar dilakukan. Bisa saja pengguna sengaja menulis demikian agar mendapat apresiasi dari pengguna lain. Secara tidak sadar kita menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang keren, gaul dan mengasyikkan.
            Hal lain yang menjadi primadona dalam menggunakan jejaring sosial adalah berbagi foto, dengan menampilkan gambar makanan lezat dan mahal. Foto dengan uang menumpuk, serta tempat tempat bagus dan bonafite. Di sinilah letak kesombongan yang dimaksudkan.
            Mengunggah foto ke media sosial untuk pamer, saat ini tengah berlangsung tren foto selfie, selfie adalah ajang pamer diri dengan cara yang modern. Virus selfie atau seseorang yang memotret dirinya sendiri melalui smartphone. Biasanya mereka mengambil foto di kamar hotel, di depan cermin toilet mall, di dalam kendaraan pribadi bahkan di jalan raya ketika macet. Perilaku ini merupakan bentuk dari sebuah ajang pamer diri.
            Liburan bisa jadi ajang pamer di media sosial. Terkadang kita melakukan perjalanan dan berharap agar bias rileks dari rutinitas keseharian. Melakukan aktfitas tanpa diketahui oleh orang lain. Namun kebanyakan kita, lebih senang jika memberitahukan kepada media sosial kemana atau dimana lokasi kita akan berplesir, dengan memasang status “ OTW Riau nih!”, atau “ Makan di Nelayan @Sun Plaza”. Dan tak ketinggalan mengunggah setiap momen dalam perjalanan mulai dari berangkat hingga sampai tujuan.
            Sosial media tak kalah hebatnya untuk ajang pamer gaya hidup. Memiliki handphone baru tak lupa upload foto gadget supaya orang bisa lihat, punya pacar baru unggah foto berdua, bahkan membeli baju pun diunggah fotonya ke facebook. Ada juga yang lebih suka menuliskan keluh kesahnya ataupun cerita hidupnya. Curhat tentang kekasih, putus dengan pacar, lihat mantan di Mall, dimarahi guru bahkan ketika ujian berlangsung siswa masih sempat mengganti status facebooknya “ Ujian mendadak, pusing kepala Barbie!”.
            Dari semua hal itu, yang perlu diingat adalah jejaring sosial pada dasarnya bukan media yang diciptakan untuk ajang pamer dan kebohongan publik. Maka dari itu, manfaatkanlah jejaring sosial sebaik mungkin dengan hal-hal yang positif. Agar hubungan kemoderenan sosial dan kemajuan teknologi dapat berjalan dengan baik. Mari kita mulai mempergunakan media sosial dengan sangat bijak. (Aris Kurnianda)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengirim Karya atau Naskah ke Koran Medan

Puisi Tengku Amir Hamzah

Contoh Kliping (Kedai Kliping Indonesia)